Belum
diketahui secara pasti apa penyebabnya, Lubang hitam (black hole) di pusat
galaksi Bima Sakti (milky way) mengeluarkan sinar-X dengan lumonitas tinggi
sekali dalam sehari.
Memang
biasanya ledakan yang menyebabkan munculnya sinar-X sering terjadi di lubang
hitam Bima Sakti yang disebut dengan Sagitarius A tersebut. Namun akhir-akhir
ini seperti yang pernah diamati oleh teleskop Chandra-X Ray Observatory pada
Bulan Februari 2012 lalu, ledakan sinar-X semakin kuat yaitu 150 kali lebih
terang dari lumonitas normal lubang hitam.
Apa
penyebabnya? Para ilmuwan sendiri tidak begitu yakin dengan pendapatnya.
Nampaknya ledakan tersebut tidak akan mengalami perlambatan meskipun secara
keseluruhan usia lubang hitam yang semakin lanjut akan diikuti dengan penurunan
aktivitas.
Di
awal tahun 2012 lalu ada peneliti yang mengatakan bahwa ledakan sinar-X di
lubang hitam Bima Sakti mungkin berasal dari asteroid atau bahkan planet yang
berkeliaran dan berjarak terlalu dekat dengan lubang hitam, sehingga mereka
"dimakan".
Sebab
pada dasarnya jika lubang hitam selesai "memakan" asteroid atau
planet maka ia akan mengeluarkan gas sinar-X.
Nampaknya
para astronom juga setuju dengan pendapat itu. "Karena alasan apapun,
Sagitarius A makan lebih banyak," kata Michael Nowak, ilmuwan dan peneliti
dari IT dan penulis di jurnal astrofisika.
"Satu
teori yang makin dipercaya adalah jika asteroid begitu dekat dengan lubang
hitam, lubang hitam akan meregang dan menghancurkan asteroid tersebut hingga
berkeping-keping dan memakannya sampai akhirnya akan memancarkan radiasi
sehingga akan timbul dedakan yang besar," tambahnya.
Para
astronom mendeteksi lubang hitam melalui energi cahaya yang dilepaskan saat
lubang hitam menelan materi yang ada didekatnya. Pusat galaksi dan quasar yang
baru lahir merupakan tempat dimana terdapat lubang hitam yang sangat aktif.
Dengan bertambahnya usia lubang hitam, mereka akan cenderung melambat dan mengkonsumsi
materi lebih sedikit.
"Setiap
orang bisa menggambarkan lubang hitam seperti vakum cleaner di mana ia bisa
mnyedot debu yang dilaluinya," kata Frederick K. Beganoff dari MIT.
sumber
: www.apakabardunia.com
No comments:
Post a Comment